menjadiutuh, materi yg sudah di ambil pada saat produksi. Menurut Himawan pratista (2017:169) Dalam definsi editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah di ambil. Sementara editing setelah filmnya selesai (siap ditonton) adalah teknik teknik yang di gunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya
DesainProduk Industri adalah sebuah bidang ilmu yang mempelajari cara menentukan bentuk/form/gambar dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut sedemikian rupa agar sesuai dengan kemampuan proses produksi pada industri yang membuatnya. •Gambar kerja yang demikian ini biasanya disebut juga dengan shopdrawing.
Dalampengujian yang dilakukan oleh pengembang, implementasi baru bisa hampir empat kali lebih cepat pada pencarian besar. Pada saat itu saya tidak memiliki laptop Alder Lake P yang lebih baru tetapi sekarang dengan laptop Core i7 1280P di tangan, berikut adalah bagaimana laptop AMD Cezanne Linux dapat bersaing dengan SoC baru Intel Alder
Infojual termurah pembuatan reling tangga ± mulai Rp 5.250 murah dari beragam toko online. cek Termurah Pembuatan Reling Tangga ori atau Termurah Pembuatan Re. SELAMAT DATANG di hargano.com, Semoga Rezeki Kita nambah 1000x lipat ^_^ Home Gambar Harga; Termurah-pembuatan Reling Tangga Reling Balkon Reling [ Lihat Gambar Lebih Besar Gan]
Gambarkerja memuat simbol yang telah disepakati bersama, salah satunya sesuai standar ISO. Proses pembuatan gambar kerja dalam dunia arsitektur (Sumber: www.freepik.com) FUNGSI GAMBAR KERJA. Pada dasarnya, gambar kerja merupakan penghubung antara perancang dengan pelaku lapangan yang akan mewujudkan rancangan. Adapun fungsi gambar kerja adalah:
tulangangeser agar pada saat pengecoran berlangsung tulangan tidak bergeser. 4. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan pile cap. Beton decking yang dibuat berbentuk silinder. Pekerjaan pembuatan beton decking ini bisa dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan Gambar 5 Pekerjaan Pembesian (Sumber: Dokumentasi Penulis 2019)
Alasaninilah yang membuat Bunda sebaiknya mencermati dulu jumlah soal yang ditanyakan. Setelah itu, tentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjawab setiap soal satu per satu. Pada dasarnya, setiap soal atau pertanyaan dapat dikerjakan dalam waktu 30 sampai 60 detik, khususnya yang berupa pilihan ganda.
FKbM. Mari kita mulai dengan melihat alur kerja untuk menghasilkan warna atau gambar. Gambar 1 mengilustrasikan alur kerja umum untuk menghasilkan warna atau gambar. Terdapat tiga tahap yang terlibat, yaitu pembuatan/akuisisi gambar, pemrosesan/peningkatan gambar, dan reproduksi gambar. Agar pengelolaan warna dapat berfungsi, hal ini perlu diintegrasikan ke dalam alur kerja yang sama. Gambar 1 Alur kerja pengelolaan warna umum. Mari kita lihat setiap tahap lebih dekat. Untuk mereproduksi gambar, kita harus memiliki gambar untuk memulai. Oleh karena itu, tahap pertama adalah menghasilkan gambar dalam bentuk elektronik. Ada dua cara untuk mencapai ini, salah satunya adalah menggambar gambar atau ilustrasi menggunakan komputer, dan cara kedua adalah mengabadikan pemandangan dengan menggunakan kamera digital. Setelah kita memiliki gambar, kita pasti ingin membuat gambar jadi lebih menarik atau mengubahnya menjadi sesuai dengan yang kita sukai. Ini adalah tahap peningkatan. Setelah gambar disempurnakan, tahap terakhir adalah reproduksi. Reproduksi tidak hanya terbatas pada pencetakan hardcopy, tetapi juga melibatkan pengiriman gambar secara elektronik, seperti meneruskan gambar dengan flash drive, mengirim citr melalui email, dan memasang gambar secara online, misalnya membagikannya di Instagram atau Facebook. Gambar 2 memberikan contoh alur kerja pengelolaan warna dalam praktik. Gambar 2 Contoh alur kerja pengelolaan warna dunia nyata. Perangkat yang tercantum dalam setiap tahap mewakili perangkat yang dapat digunakan di tahap tersebut. Misalnya, kami memerlukan kamera untuk merekam adegan, kami menggunakan pemindai untuk mendigitalisasi gambar hardcopy, atau kami menggambar ilustrasi di komputer. Ada berbagai perangkat yang terkait dengan setiap tahap, tetapi ada satu perangkat yang umum digunakan pada ketiga tahap. Dan saya yakin Anda sudah tahu perangkat mana yang kita bahas. Ya, ini adalah monitor. Mengapa ini satu-satunya perangkat yang digunakan dalam ketiga tahap? Karena saat ini hampir 99,5% karya seni atau gambar berbentuk digital, dan sayangnya, kita masih tidak memiliki teknologi yang memungkinkan manusia melihat konten digital secara langsung, seperti dengan menghubungkan kartu SD ke dalam otak kita. Kita masih memerlukan perangkat tampilan untuk menikmati konten digital, dan perangkat yang paling sering digunakan adalah monitor. Tentu saja, seseorang dapat membantah bahwa proyektor juga dapat digunakan, tetapi tidak semua dari kita memiliki dinding yang besar dan kosong, serta ruangan yang gelap. Oleh karena itu, seseorang dapat menganggap monitor sebagai alat terpenting yang digunakan dalam alur kerja pengelolaan warna. Alasan mengapa monitor merupakan alat bantu pengelolaan warna yang paling penting adalah karena manusia mengandalkan untuk melihat warna yang ditampilkan untuk menilai apakah mereka menyukainya atau tidak. Gambar 3 mengilustrasikan ide ini. Jika monitor menampilkan gambar warna kulit kehijauan, maka kita akan menyesuaikan gambar dengan menurunkan warna hijau untuk membuat warna kulit lebih alami. Namun, kita tidak dapat menentukan apakah warna kehijauan tersebut berasal dari file, atau jika dari monitor itu sendiri. Jika berasal dari file, maka mengurangi nada warna hijau akan menghasilkan gambar warna kulit yang tampak alami pada monitor lain. Akan tetapi, jika warna kehijauan berasal monitor, maka mengurangi warna hijau akan menghasilkan gambar dengan nada warna hijau yang sangat sedikit. Hal ini tidak akan terlihat indah dan alami pada monitor lain. Oleh karena itu, memiliki monitor yang dikalibrasi secara teratur dapat mengurangi risiko memiliki gambar yang disesuaikan secara berlebihan atau tidak benar. Bagaimana seharusnya pencipta gambar menggabungkan pengelolaan warna dalam alur kerja mereka? Pertama, mari kita definisikan pembuat gambar. Siapa saja yang “menciptakan” gambar termasuk dalam kategori ini, misalnya, fotografer, ilustrator, dan desainer. Gambar 4 mengilustrasikan alur kerja umum untuk para desainer. Para desainer biasanya memiliki gagasan atau "gambar" dalam pikiran mereka, dan mereka menggunakan komputer dengan tablet gambar untuk "menggambar" pekerjaan dalam aplikasi perangkat lunak. Monitor memberikan "umpan balik" gambar, sehingga para desainer mengetahui seperti apa gambar itu terlihat, dan jika gambar tersebut memiliki maksud artistik yang benar. Jadi, tidak ada keraguan bahwa melihat warna yang tepat sangatlah penting bagi para desainer untuk menilai apakah pekerjaan tersebut mencerminkan apa yang mereka pikirkan. Oleh karena itu, monitor yang mereka gunakan harus dikalibrasi ke serangkaian parameter terpadu untuk memastikan semua pekerjaan dibuat dan dilihat dalam kondisi yang sama, dan untuk mencegah contoh warna kulit kehijauan yang disebutkan sebelumnya. Gambar 3 Manusia mengandalkan untuk melihat warna agar dapat menilai apakah mereka menyukainya atau tidak. Gambar 4 Alur kerja pengelolaan warna desainer pada umumnya. Setelah monitor dikalibrasi, profil ICC untuk monitor tersebut akan dihasilkan. Profil ICC ini harus dikirim bersama dengan gambar sehingga orang lain dalam alur kerja pengelolaan warna dapat mereplikasi lingkungan tempat gambar asli tersebut dibuat. Dengan kata lain, orang lain dapat melihat warna yang sama dengan yang dilihat oleh desainer, dan memastikan maksud artistik yang asli dapat dipertahankan. Detail tentang cara menggunakan profil ICC dapat dijelaskan secara terperinci dalam artikel berikutnya. Bagi para fotografer, alur kerja tersebut sedikit lebih rumit, seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 5. Ketika seorang fotografer ingin "melestarikan" penampilan dari adegan yang sebenarnya, fotografer perlu menempatkan pemeriksa warna dalam adegan, dan menggunakan alat ukur pencahayaan untuk menentukan apertur dan kecepatan rana yang tepat. Tidak mengherankan, ada profil ICC yang dikaitkan dengan kamera tertentu yang digunakan oleh fotografer tersebut, dan profil ICC juga harus disimpan di sepanjang alur kerja. Profil ICC dapat diunduh dari situs web pabrik, atau dapat dibuat dengan menggunakan pemeriksa warna dan kamar penayangan. Gambar 5 Alur kerja pengelolaan warna fotografer. Jika pemindai digunakan untuk mendigitalisasi gambar hardcopy, semua yang Anda butuhkan adalah pemindai yang bagus dengan profil ICC yang telah siap. Sama dengan kamera digital, profil ICC untuk pemindai dapat diunduh dari situs web pabrik, atau dapat dibuat dengan menggunakan pemeriksa warna dengan spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat yang mengukur warna pada substrat secara spektrum dan memberikan pengukuran yang akurat. Kedua metode ini memerlukan transformasi warna ke monitor jika seseorang ingin melihat gambar yang benar. Transformasi warna dilakukan di dalam aplikasi perangkat lunak maupun sistem operasi. Meskipun demikian, monitor harus benar-benar dikalibrasi agar pengguna dapat melihat warna yang tepat. Kita telah mempelajari apa yang dimaksud dengan alur kerja umum untuk pengelolaan warna, dan tiga tahapan utamanya. Kita juga telah mempelajari cara memadukan pengelolaan warna ke dalam alur kerja para desainer dan fotografer. Pada artikel berikutnya, kita akan membahas lebih lanjut tentang alur kerja pengelolaan warna untuk menyempurnakan dan menghasilkan gambar. Pelajari Selengkapnya mengenai Warna yang Akurat Monitor dengan Akurasi Warna yang Luar Biasa
Setelah proses design sketching selesai, berikutnya membuat rancangan model busana yang digambar lengkap bagian tampak muka, tampak belakang, diberi warna dan keterangan detail. Gambar 8. Presentation Drawing Tampak Depan Gambar 9. Presentation Drawing Tampak Belakang Kancing kait terdapat pada sisi krah kiri sampai pada bahu kiri Hiasan ritsliting dan halon juga tampak pada krah bagian belakang juga Anyaman tunggal juga diulang pada bagian belakang Panjang anyaman melebihi tinggi belahan rok Terdapat belahan pada rok suai e. Desain Hiasan Desain hiasan adalah desain yang memperindah permukaan desain strukturnya. Desain hiasan yang digunakan dalam busana pesta malam ini adalah manik-manik berupa halon dan ritsliting. Hiasan kepala menggunakan miniatur rel kereta api yang dilekatkan pada bandana dan diberi warna cat semprot. Berikut adalah hiasan pada busana pesta malam dan hiasan kepala 1. Proses Pembuatan Busana Dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api ini harus melalui beberapa tahapan, diantaranya a. Persiapan Untuk memproduksi suatu busana, diperlukan beberapa persiapan. Persiapan yang dilakukan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api, antara lain 1 Pembuatan Gambar Kerja Gambar kerja merupakan gambar desain yang dilengkapi dengan ukuran-ukuran desain busana yang akan digunakan bagian perbagian. Tujuan dari pembuatan gambar kerja adalah untuk mempermudah mengetahui lebih detail bagian-bagian busana yang dibuat sehingga akan menghasilkan busana yang bermutu tinggi. Gambar kerja sediri terdiri dari gambar kerja busana, gambar kerja hiasan busana, dan gambar kerja pelengkap busana. Berikut adalah gambar kerja tersebut Gambar 12. Gambar Kerja Busana Tampak Depan 5 cm 28 cm 26 cm 124 cm 102 cm 1,5 cm Gambar 13. Gambar Kerja Busana Tampak Belakang 5 cm 120 cm 1,5 cm 113 cm 50 cm 26 cm 2 Pengambilan Ukuran Pengambilan ukuran dilakukan agar busana yang akan dikenakan sesuai dengan tubuh si pemakai dan dikenakan akan nyaman. Selain itu ukuran juga diperlukan untuk peletakan hiasan maupun pembuatan garis pengambilan ukuran haruslah tepat dan cermat sesuai dengan ukuran model atau si yang diperlukan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api. Pengambilan ukuran dilakukan bersama-sama dengan dua mahasiswa lain yang menggunakan model yang sama. Ukuran yang diambil atau dibutuhkan untuk pembuatan busana adalah a Lingkar Badan I 82 cm b Lingkar Pinggang 65 cm c Lingkar Leher 35 cm d Lebar Muka 30 cm e Panjang Muka 32 cm f Tinggi Dada 16 cm g Lebar Dada 15 cm h Lebar Punggung 32 cm i Panjang Punggung 36 cm j Lebar Bahu 11 cm k Panjang Sisi 21 cm l Lingkar Kerung Lengan 39 cm m Tinggi Panggul 18 cm n Lingkar Panggul 90 cm o Panjang Crop Top muka 28 cm p Panjang Crop Top belakang 120 cm q Panjang Rok sampai mata kaki 102 cm r Tinggi Belahan 50 cm 3 Pembuatan Pola Busana Dalam pembuatan pola busana harus disesuaikan dengan desain busana. Saat proses pembuatan pola ketelitian dan kecermatan sangatlah diutamakan karena saat pembuatan pola merupan kunci untuk memperoleh busana yang baik dan sesuai dengan tubuh si pemakai atau model. Sistem pembuatan pola yang digunakan pada pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah menggunakan sistem pola So En So-Engineer. a Pola Dasar Badan Pada pembuatan busana pesta malam ini menggunkan pola dasar sistem SoEn dengan skala 18 yang dimulai dari pembuatan pola dasar kemudian dilanjutkan dengan pecah pola dan mengubah pola sesuai model busana yang akan dibuat. Berikut ini adalah cara pembuatan pola dasarnya Pola Dasar Badan Skala 18 Gambar 14. Pola Dasar Badan Sistem SoEn Keterangan Pola Bagian Depan TM A – B = D - E = ¼ Lingkar Badan +1cm A - D = B-E = Panjang Punggung + 1 ½ cm A - a = 1/6 Lingkar leher + ½ cm A - a2 = 1/6 Lingkar Leher + 1 cm A - G = ½ Tinggi Punggung + 1 ½ cm G - D = ½ Panjang Punggung B - b1 = Turun 4cm A1 - b2 = Lebar Bahu a2 - a3 = a3-G = ½ a2 –G D – M = Tinggi Puncak M - m1 = ½ Jarak Dada M1- d4 = turun 2cm D – O = turun 3 cm d1d2 = d2-d3 = 1,5 kupnat 3cm O-d2 + d –e1 = ¼ Lingkar Pinggang + 1cm Hubungkan semua garis Keterangan Pola Bagian Belakang A – C = D-F = ½ Lingkar Badan B – C = E- F = ¼ Lingkar Badan – 1cm F - c2 = Panjang Punggung c2 – C = naik 1,5cm C - c1 = 1/6 Lingkar Leher A-a1 c1 - b3 = Lingkar Bahu K - k1 = ½ Lebar Punggung I – J = 8cm J - j1 = 5cm N-n1 + N-n2 = 3cm F – n1 + n2- e2 = ¼ Lingkar Pinggang – 1cm b Pola Dasar Rok Pola dasar Rok Skala 18 Gambar 15. Pola Dasar Rok Keterangan Pola Bagian Muka A – B = 2 cm B – C = Tinggi Panggul B – D = Panjang Rok Muka A – E = ¼ Lingkar Pinggang + 1cm + 3cm untuk lipit kup C – F = ¼ Lingkar Panggul + 1cm D – G = C-F E-f-G = Panjang Rok Sisi Keterangan Pola Bagian Belakang A – B = 2 cm B – C = Tinggi Panggul B – D = Panjang Rok Belakang A – E = ¼ Lingkar Pinggang – 1 cm + 3 cm untuk lipit kup D – G = C-F E-F-G Panjang Sisi B – J = 1/10 Lingkar Pinggang J – K = 3 cm lipit kup Titik L letak 5 cm diatas panggul tarik garis J-L dan K-L menjadi kup. Garis pinggang, garis bawah digambar seperti rok muka. c Pecah Pola Gambar 16. Pecah Pola Badan Gambar 17. Pecah Pola Rok d Mengubah Pola Gambar 18. Pecah Pola Crop Top Gambar 19. Pecah Pola Rok Suai e Rancangan Bahan 4 Perancangan Bahan Merancang bahan adalah meletakkan pola busana dalam ukuran skala tertentu pada kertas payung yang disesuaikan dengan lebar kain dan peletakanyanya sesuai dengan arah serat kain tersebut. Tujuan dari merancang bahan adalah untuk mengetahui seberapa banyak bahan yang diperlukan untuk suatu model basana yang akan dibuat dan selain itu untuk meminimalkan biaya yang diperlukan di dalam pembuatan busana. Berikut cara merancang bahan yaitu a Menyiapkan pola dan kertas payung dengan ukuran skala yang dibuat pada pembuatan pola awal yaitu skala 18 b Meletakkan pola di atas kertas payung dan menghitung banyaknya bahan yang diperlukan untuk tiap pola lengkap dengan kampuh dan kelimnya. c Mengukur berapa banyaknya bahan yang diperlukan. Dalam proses merancang bahan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah a Saat peletakan pola pada bahan harus diperhatikan arah serat kain disesuaikan dengan arah serat pada pola. b Dalam meletakan pola pada kain diatur sedemikian rupa agar dapat menghemat kain, dimulai dengan meletakan pola paling besar kemudian sedang dan paling kecil. c Untuk bahan bermotif perlu diperhatikan arah motif, sedangkan bahan bertekstur perlu diperhatikan bagian baik dan buruk kain agar tidak terbalik. 5 Kalkulasi Harga Setelah merancang kebutuhan bahan langkah selajutnya adalah menentukan biaya yang dibutuhkan. Kalkulasi harga dibuat untuk mengetahui biaya kebutuhan dalam membuat suatu busana. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkalkulasi harga yaitu a Mencantumkan nama bahan, banyaknya bahan yang digunakan, harga satuan, jumlah total dan harga total dari bahan-bahan yang dibutuhkan. b Nama bahan disesuaikan dengan jenis bahan apa yang digunakan misalnya bahan pokok, bahan tambahan, bahan pembantu, dan bahan hiasan. c Dalam menentukan jumlah harga, disesuaikan dengan banyaknya barang yang digunakan atau diperlukan. d Semua barang yang dibutuhkan harus tercatat agar perhitungan biaya dapat lebih tepat. Berikut ini biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah Tabel 1. Kalkulasi Harga No Nama Bahan Spesifikasi Keperluan Harga Satuan Jumlah Harga Bahan Utama 1. Satin Bridal Lebar 150 cm 3,5 m Rp Rp 2. Satin Bridal Lebar 150 cm 1 m Rp Rp 3. Lurik Udan Liris Lebar 100 cm Per potong Rp Rp Bahan Tambahan 1. Satin Velvet Lebar 150 cm 2 m Rp Rp 2. Kain Lurik Lebar 100 cm Per potong Rp Rp 3. Kain Keras M10 Lebar 90 cm 2 m Rp Rp 4. Kain Viseline Lebar 100 cm 0,5 m Rp Rp Bahan Pembantu 1. Benang abu-abu Ekstra 1 buah Rp Rp 2. Benang biru tua Ekstra 1 buah Rp Rp 3. Benang biru muda Ekstra 1 buah Rp Rp 4. Ritsliting besi Per meter 3 m Rp Rp 5. Kancing kait Per bungkus 1 bungkus Rp Rp 6. Jarum Singer Per bungkus 1 bungkus Rp Rp 7. Jarum tangan Per bungkus 1 bungkus Rp Rp Bahan Tambahan Hiasan 1. Hiasan payet Rp Rp 2. Hiasan Kepala Rp Rp TOTAL HARGA Rp b. Pelaksanaan 1 Peletakan Pola pada Bahan Peletakan pola pada bahan merupakan langkah awal sebelum memotong. Pada saat peletalan pola busana pada kain, sebaiknya kain dilipat menjadi dua menjadi dua bagian dengan bagian baik berada di luar sedangkan bagian buruk di dalam selain itu perlu diperhatikan juga pecah polanya, proses ini dilakukan agar mempermudah saat pemberian tanda jahitan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat proses peletakan pola pada bahan diantaranya a Perhatikan tanda lipatan pada pola b Perhatikan arah serat saat meletakkan pola pada bahan c Peletakkan pola pada bahan yang mempunyai tekstur licin tetapi tebal sebaiknya disematkan dengan menggunakan jarum pentul agar tidak bergeser dan mempermudah saat pemberian tanda. d Arah serat bahan untuk bahan yang berkilau sebaiknya pola tidak dibolak-balik dan harus satu arah, karena jika peletakan pola bolak-balik akan menghasilkan kilau yang berbeda. e Lebar kampuh untuk seluruhnya adalah 1,5 cm - 2,5 cm, untuk kampuh kelim adalah 4 cm – 5 cm dan untuk kampuh ritsliting 2 cm. f Setelah semuanya selesai, potong bahan sesuai tanda pola dan perhatikan bayangan cermin jika ada. 2 Pemotongan Bahan dan Pemberian Tanda Jahitan Setelah proses peletakan pola di bahan, langkah selanjutnya adalah pemotongan saat proses pemotongan bahan harus memperhatikan arah serat pada kain, pemotongan dilakukan mulai bahan utama terlebih dahulu dari pola yang terbesar menggunakan gunting yang tajam agar tidak merusak serat. Setelah proses pemotongan bahan, langkah selanjutnya adalah pemberian tanda pola yaitu pada bagian sekeliling crop top bahan utama maupun bahan furing dengan kampuh 2 cm tetapi pada bagian kelim bawah adalah 4 cm. Untuk rok suai bahan utama maupun bahan furing bagian sekeliling tiap pola diberi kampuh 2 cm dan pada bagian kelim diberi kampuh 5 cm. Pada pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini penyusun menggunakan bahan utama yaitu satin bridal berwarna sonic silver, furing menggunakan bahan satin velvet berwarna serupa bahan utama dan furing pada bagian crop top adalah kain lurik berwarna biru bergaris hitam. Pemberian kain keras M10 hanya digunakan pada bahan utama satin bridal bagian crop top sekaligus pada bagian krah memberikan efek kaku dan tegas dan kain viseline pada bagian yang digunakan untuk belahan pada rok suai. 3 Penjelujuran Setelah kain dipotong dan diberi tanda selanjutnya melakukan proses penjelujuran sebelum memulai proses menjahit agar mempermudah dalam proses penyambungan pada bagian-bagian yang rumit misalnya pada garis lengkung yang tajam perlu ada tekniknya salah satunya dengan menjelujur. Selain itu proses menjelujur mempunyai beberapa keuntungan salah satunya adalah dapat menghindari kesalahan saat menjahit, dapat mengetahui jatuhnya bahan pada tubuh si pemakai, apakah sudah pas dan sesuai pada saat fiting I sehingga apabila ada kesalahan pada fiting I maka akan mudah dalam memperbaikinya. Sebelum melakukan proses penjelujuran, terlebih dahulu menyelesaikan membuat anyaman tunggal dengan cara melekatkan bahan di kain keras M10 pada tiap komponennya setelah tiap komponen dilapisi kain keras, sum tiap komponen anyaman pada bentangan kain keras sepenjang dan selebar anyaman yang telah ditentukan dan memberi kampuh 2 cm. Setelah anyaman selesai, melekatkan kain keras pada bahan utama dengam cara pressing yang dilakukan secara hati-hato karena apabila terburu-buru dan tidak tepat saat proses ini, akan membuat bahan menjadi menggelembung dan tidak rapi sehingga saat dilihat kilau dan bentuk akan berubah dan menjadi tidak seperti yang diharapkan. Setelah anyaman dan pelekatan kain keras pada bahan utama crop top selesai, berikut langkah-langkah penjelujuran dalam pembuatan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini adalah a Penjelujuran Crop Top 1 Menjelujur sambungan bahan utama pada bagian tengah belakang. 2 Menjelujur sambungan bahan furing pada bagian sisi. 3 Menyambung bahu dengan cara menjelujur bahan utama dengan bahan utama dan bahan furing dengan bahan furing. 4 Menjelujur anyaman dengan bahan utama pada tengah belakang crop top. 5 Menjelujur kerung lengan dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 6 Menjelujur kelim bawah dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 7 Penjelujuran krah dilakukan dengan cara menjelujur komponen potongan krah dengan hiasan ritsliting. 8 Memasang krah dengan badan crop top dengan cara menggabungkan dan dijelujur. b Penjelujuran rok suai 1 Menjelujur tengah belakang bahan utama dan furing sampai batas tinggi belahan. 2 Menjelujur tengah belakang bahan utama dengan furing belum membuat belahan karena saat pembuatan belahan harus ada bahan furing yang digunting, jadi belum dilakukan pada proses penjelujuran. 3 Menjelujur anyaman tunggal dengan furing pada bagian atas. 4 Menjelujur anyaman tunggal dengan bahan utama yang memiliki lebar 2cm bagian kanan dan kiri anyaman. 5 Membuat stopper pada ritsliting besi dengan cara menjelujur. 6 Menggabungkan ritsliting dengan menjelujur bahan utama yang memiliki lebar 2 cm dengan bahan furing bagian kanan dan kiri bahan utama yang memiliki lebar 2 cm. Jelujur furing yang melekat pada anyaman tunggal dengan furing rok pada bagian pinggang. 7 Menjelujur sisi bahan utama dengan furing yang akan disatukan dengan ritsliting. 8 Menyambung sisi bahan utama depan dengan belakang, furing sisi depan dengan belakang. Penjelujuran dilakukan bagian sisi kanan dahulu baru bagian isi kiri atau sebaliknya. 9 Menggabungkan bahan utama dengan furing pada bagian kampuh pinggang dengan cara dijelujur. 10 Menjelujur kelim bawah rok suai dengan cara menggabungkan bahan utama dengan furing. 4 Evaluasi Proses I Fitting I Tabel 02. Evaluasi Proses I Fitting I Aspek yang Dievaluasi Hasil Evaluasi Cara Mengatasi Crop Top Crop top TM Kurang panjang Bagian bawah crop top TM diberi tambahan 5 cm Kerung lengan Kurang lebar Pada bagian kerung lengan masuk dan Setelah proses fitting I selesai proses selanjutnya memperbaiki bagian-bagian busana jika masih ada kekurangan sesuai evaluasi I kemudian dilanjutkan proses menjahit dengan mesin jahit. Proses penjahitan busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda ini menggunakan teknik jahit halus dengan kampuh buka karena busana pesta malam ini menggunakan full furing. Agar menghasilkan kualitas jahitan yang rapi maka pada setiap proses menjahit harus di pressing. Untuk pembuatan busana pesta malam ini agar tidak kusut proses pressing harus dilapisi dengan kain yang disemprot dengan air, lakukan pressing dengan tidak terburu-buru dan merata agar hasil rapi. Berikut langkah-langkah dalam menjahit busana pesta malam untuk remaja hingga dewasa muda dengan sumber ide rel kereta api adalah a Menjahit Crop Top 1 Menjahit sambungan bahan utama pada bagian tengah belakang. 2 Menjahit sambungan bahan furing pada bagian sisi. 3 Menyambung bahu dengan cara menjahit bahan utama dengan bahan utama dan bahan furing dengan bahan furing. 4 Menjahit anyaman dengan bahan utama pada tengah belakang crop top. 5 Sum kerung lengan dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 6 Sum kelim bawah dengan menggabungkan bahan utama dengan furing. 7 Menjahit krah dilakukan dengan cara menjahit komponen potongan krah dengan hiasan ritsliting. 8 Memasang krah dengan badan crop top dengan cara menjahit pada bagian luar dan pada bagian dalam di sum. b Menjahit Rok Suai 1 Menjahit tengah belakang bahan utama dan furing sampai batas tinggi belahan. 2 Menjahit atau membuat belahan tumpuk pada tengah belakang rok suai. 3 Menjahit anyaman tunggal dengan furing pada bagian atas. 4 Menjahit anyaman tunggal dengan bahan utama yang memiliki lebar 2cm bagian kanan dan kiri anyaman. 5 Membuat stopper pada ritsliting besi dengan cara dijahit. 6 Menggabungkan ritsliting dengan menjahit bahan utama yang memiliki lebar 2 cm dengan bahan furing bagian kanan dan kiri bahan utama yang memiliki lebar 2 cm. Jahit furing yang melekat pada anyaman tunggal dengan furing rok pada bagian pinggang. 7 Menjahit sisi bahan utama dengan furing yang akan disatukan dengan ritsliting. 8 Menyambung sisi bahan utama depan dengan belakang, furing sisi depan dengan belakang. Menjahit dilakukan bagian sisi kanan dahulu baru bagian isi kiri atau sebaliknya. 9 Menggabungkan bahan utama dengan furing pada bagian kampuh pinggang dengan cara dijahit. 10 Sum kelim bawah rok suai dengan cara bahan furing berada 1 cm diatas bahan utama, sum keliling dengan cara naik 1 cm agar saat dilihat melekat rapi tanpa terlihat benang sumnya. 6 Menghias Busana Pada pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide rel kereta api ini penulis menggunakan ritsliting sebagai hiasan dan memberikan hiasan manik-manik berupa halon pada anyaman tunggal yang ditata secara sejajar dan berderet. Dan manik-manik halon juga disum serong pada tengah krah diantara ritsliting. 7 Evaluasi Proses II Fitting II Evaluasi proses II dilakukan pada saat pemotretan foto booklet dan pada proses II ini busana yang sudah selesai dijahit telah selesai dan sesuai dengan desain yang telah dibuat yang meliputi perlengkapan dan hiasannya. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui letak kesalahan jika masih ada dan harus diperbaiki. Tabel 03. Evaluasi Proses II Fitting II Aspek yang Dievaluasi Hasil Evaluasi Cara Mengatasi Krah Hiasan ritsliting Hiasan ritsliting pada krah menjadi Evaluasi hasil merupakan penilaian secara keseluruan pada busana yang telah selesai, baik dari kesesuaian dengan desain yang dibuat maupun terhadap tema dan sub tema yang dipilih. Tujuan evaluasi adalah mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan yang sudah dilaksanakan. Dari hasil busana pesta malam yang penulis ciptakan, ada beberapa evaluasi antara lain 1 Sebelum memotong bahan utama seharusnya membuat busana uji coba dami untuk menentukan ukuran dan kesesuaian desain dengan ukuran badan model. 2 Pengechekkan pola harus dilakukan berkali-kali agar meminimalisir kesalahan. 3 Terdapat beberapa kesalahan dalam pengepasan rok suai karena belum sesuai dengan ukuran model saat sesi fitting I dan II. 4 Pada saat fitting I busana belum sempurna jadi terdapat evaluasi yang cukup banyak. 5 Pada saat fitting II hiasan pada busana hanya ada pada krah polos, dan harus mengubah krah dengan memasang 2 ritsliting dan memberikan hiasan manik-manik pada krah dan anyaman tunggal. 6 Proses pressing harus dilakukan setiap proses menjahit dengan bertahap, merata, dan sabar. Memberikan semprotan cairan sangat membantu karena hasil akan terlihat lebih rapi. 3. Proses Penyelenggaraan Pergelaran Busana Pergelaran busana merupakan kegiatan yang diselenggarakan untuk memamerkan atau memperkenalkan suatu kreasi terbaru dari perancang yang diperagakan oleh seorang model profesional kepada masyarakat. Pelaksanaan pergelaran busana ini melalui tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap evaluasi. a. Persiapan 1 Pembentukan Panitia Pembentukan panitia bertujuan agar pergelaran busana dapat terlaksana dengan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan yaitu pergelaran busana dengan tema Authenture Authenticity for Human Nature yang diikuti oleh 103 mahasiswa angkatan 2012 dan 2013. Adapun susunan kepanitiaan dalam pergelaran busana tahun 2016 ini adalah sebagai berikut a Ketua Umum Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Ketua adalah 1 Penanggung jawab umum jalanya kepanitiaan. 2 Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam kepanitiaan pergelaran busana. 3 Membawahi seluruh panitia inti dan kepala divisi serta anggota kepanitiaan. 4 Memimpin rapat kepanitiaan dan membuat laporan pertanggungjawaban. 5 Mengkoordinir seluruh panitia inti dan devisi, serta bijaksana dalam mengambil keputusan demi tercapainya tujuan dengan mengutamakan kebersamaan dan kerjasama. b Sekretaris Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sekretaris adalah 1 Bertanggungjawab atas kepada ketua umum atas keluar masuknya surat. 2 Pembuatan proposal yang telah disepakati bersama baik sponsor. 3 Angket serta penyusunan laporan umum LPJ setelah peragaan dilaksanakan. 4 Pembuatan surat-surat pernyataan ataupun surat perjanjian. c Bendahara Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Bendahara adalah 1 Bertanggungjawab kepada ketua atas keluar/masuknya uang. 2 Bertanggungjawab dengan dana dalam pemasukan uang dan mengeluarkan uang atas persetujuan ketua untuk segala keperluan dari setiap devisi. 3 Pembuatan laporan keuangan kepanitaan secara menyeluruh. 4 Bertanggungjawab atas pencatatan kehadiran seluruh anggota saat rapat besar, beserta denda bagi yang terlambat ataupun tidak datang saat rapat tanpa perijinan. d Sie. Acara Tugas dan kewajiban yang dilakukan oleh Sie Acara adalah 1 Membuat konsep acara. 2 Membuat konsep panggung dan layout panggung serta dekorasi, bekerjasama dengan sie perlengkapan. 3 Mencari pengisi/talent acara, bekerjasama dengan talent
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL dan metode diskusi, peserta didik dapat menentukan gambar kerja ptototipe produk, menjelaskan konsep gambar kerja prototipe produk, mengidentifikasi komponen-komponen pada gambar kerja prototope produk, menganalisis lembar kerja/gambar kerja untuk pembuatan prototipe produk barang atau jasa, mengembangkan gambar kerja produk, dan membuat gambar kerja prototipe produk dengan rasa ingin tahu, kreatif, komuikatif, dan mandiri. A. Pengertian Gambar Kerja B. Tujuan Gambar kerja C. Fungsi Gambar Kerja D. Langkah-langkah Pembuatan Gambar Kerja E. Teknologi dan aplikasi dalam proses pembuatan gambar kerja Manusia memiliki caranya sendiri untuk mengutarakan pemikiran dan maksudnya, baik secara lisan maupun berupa tulisan atau gambar. Sejak dahulu sampai sekarang gambar sudah digunakan sebagai alat komunikasi, bahkan mengalami perkembangn yang sangat pesat karena adanya dukungan dari perkembangan teknologi saat ini. Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat prototipe adalah membuat gambar kerja prototipe yang merupakan gambaran secara menyeluruh dan detail mengenai desain produk yang telah dibuat sebelumnya. Informasi-informasi yang ada pada gambar kerja disesuaikan dengan prototipe produk yang akan dibuat. Selain itu, dalam gambar kerja harus memuat infomassi yang sesingkat-singkatnya, selengkap-lengkapnya, dan sejelas-jelasnya mengenai prorotipe yang akan dibuat. Bab ini akan dijelaskan bagaimana langkah-langkah pembuatan gambar kerja produk barang maupun jasa. A. Pengertian Gambar Kerja Gambar kerja adalah sebuah gambar yang digunakan sebagai acuan atau patokan untuk merealisasikan antara ide ke dalam wujud fisik sebuah benda. Gambar kerja adalah komunikasi utama wirausahawan sebagai pemilik ide atau gagasan dengan orang atau tim yang dapat mewujudkan ide atau gagasan tersebut ke dalam sebuah desain prorotipe atau produk. Desain prototipe yang dibuat bisa berupa sketsa, foto, dan sebagainya. Konten atau isi pada gambar kerja atau lembar kerja harus dipahami oleh wirausaha dan tim pembuatnya serta semua bidang yang berperan dalam pembuatan desain produk atau prototipe. Gambar kerja dapat terdiri dari berbagai unsur yang di dalamnya memuat informasi mengenai bentuk, bahan-bahan dan warna. Dengan bantuan gambar kerja juga, seorang wirausaha tidak perlu untuk mengawasi setiap detail dari semua unsur yang berperan pada proses pembuatan prototipe atau produk, karena akan menyita waktu dan tidak efisien. Namun tetap harus ada pemantauan dan quality control yang dilakukan wirausahawan. Gambar kerja bisa berupa lembar kerja, diagram alir, cara kerja, dan lain sebagainya. Gambar kerja yang baik adalah gambar yang mudah dipahami, sehingga siapapun yang menggunakan gambar kerja tersebut dapat membuat desain prototipe atau produk dengan sama persis. Gambar kerja berbeda degan desain produk, perbedaanya yaitu jika desain produk berupa proses perancangan sebuah produk yang akan dibuatkan prototipenya terlebih dahulu sedangkan gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang akan dibuat. Karena gambar kerja biasanya memberikan informasi yang lebih detail dibandingkan desain produk yang biasanya hanya bentuk sketsa saja. Ketidak jelasan gambar kerja yang dibuat dapat membingungkan tim pembuat desain produk. Selain itu, kesalahan dalam pembuatan desain produk dikarenakan adanya ketidak pahaman tim pembuat atau tim pelaksana di lapangan membuat produk yang dibuat tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut dapat membuat suatu produk gagal dalam pemasarannya ataupun dapat berbahaya bagi konsumen. Contohnya permasalahan yang dialami ranjang bayi bermerek Simplicity. Lebih dari 400,000 unitnya produk tersebut di tarik dari pasar. Hal tersebut dikarenakan oleh kematian bayi berumur 8 bulan. Penyebabnya adalah sebagain bagian produk mempunyai kelemahan, yaitu material yang dugunakannya mudah patah. Kejadian ini bukan yang pertama kalinya, pada bulan September tahun 2008 perusahaan ini pun telah menarik 600,000 unit produk yang sama dan pada tahun 2007 sebanyak 1 juta unit produk ditarik dari pasar. Secara umum, gambar kerja dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gambar dua dimensi dan gambar tiga dimensi. a. Gambar Dua Dimensi Gambar dua dimensi adalah gambar yang hanya dapat menunjukan salah satu permukaan benda saja, namun benda tersebut dapat ditampilkan dari atas, bawah, samping kanan, maupun kirinya. Permukaan benda yang ditunjukkan biasanya berisi keterangan yang menjelaskan secara detail gambar dua dimensi tersebut. Fungsi dari gambar dua dimensi adalah memudahkan benda untuk dipahami oleh orang lain dengan mencantumkan keterangan yang detail mengenai benda tersebut. b. Gambar Tiga Dimensi Gambar tiga dimensi menampilkan benda dari berbagai sisi, baik atas, bawah, dan samping. Gambar tiga dimensi merupakan gambar yang menampilkan bentuk asli atau nyata sebuah benda. Pada gambar tiga dimensi terdapat keterangan panjang, tinggi dan lebar benda, tetapi keterangannya tidak sedetail gambar dua dimensi. Fungsi gambar tiga dimensi adalah meggambarkan contoh benda yang di dalamnya tersusun dari gambar dua dimensi. Namun biasanya gambar kerja yang dibuat hanya dalam bentuk gambar dua dimensi. Karena dalam gambar dua dimensi menampilkan keterangan yang lebih detail dibandingkan gambar kerja dalam bentuk tiga dimensi. B. Tujuan Gambar Kerja Sebuah gambar yang dibuat akan menimbulkan persepsi yang berbedabeda pada setiap orang. Selain itu, gambar yang dibuat bisanya memiliki fungsi dan tujuan tertentu. Salah satu tujuan gambar kerja adalah untuk menyamakan persepsi mengenai suatu konsep, objek atau benda tertentu. Misalnya, gambar kerja yang memuat desian pembuatan kopi kemasan, pasti setiap orang yang melihat akan beranggapan bahwa gambar kerja terssebut menunjukkan langkah-langkah untuk membuat kopi kemasan. Tujuan dari gambar kerja prototipe atau produk yang lain, adalah sebagai berikut. Sebagai standar desain produk dalam proses produksi yang disepakati dan agar tujuan dari pembuatan produk tersebut dapat dicapai, oleh karena itu penggunaan simbol-simbol gambar harus sama secara internasional. b. Mempopulerkan gambar. Dalam bidang teknologi yang membutuhkan data-data pati dan akurat, mempopulerkan atau mengenalkan gambar sangatlah penting. Karena gambar yang dibuat harus berdasarkan data bukan berdasarkan kebiasaan atau perasaan saja. Sehingga, gambar tujuan dari gambar tersebuut dapat tersampaikan. Menyederhanakan desain prototipe yang telah dibuat. Tujuannya adalah untuk menghemat waktu, mempermudah pengerjaan dan mempercepat perencanaan. Memperjelas desain produk yang telah dibuat untuk menghindari kesalahan pengerjaan. C. Fungsi Gambar Kerja Gambar kerja berfungsi sebagai suatu alat untuk menyampaikan tujuan atau maksud dari pembuat gambar tersebut kepada orang yang melihatnya. Selain itu, gambar kerja produk berfungsi sebagai sumber informasi yang mampu menghubungkan perancang atau pembuat gambar kerja dengan pihak yang memanfaatkannya. Sehingga keterangan-keterangan yang terdapat pada gambar kerja harus sedetail mungkin dan pasti, tidak boleh menimbulkan keraguan atau kebingungan pada orang yang menggunakan-nya. Jika pada gambar kerja menggunakan lambang-lambang tertentu, maka lambang tersebut harus diberi catatan atauu keterangan dalam bahasa dan pengertian yang berlaku secara internasional. Dalam proses pembuatan gambar kerja berdasrkan desain produk yang telah dibuat, tetap harus melewati proses evaluasi yang dapat dilakukan berulang-ulang sampai gambar kerja tersebut dapat berisi informasi-informasi pembuatan prototipe yang sesuai dengan harapan. Penyampaian informasi pada gambar kerja diusahakan harus sesingkat, selengkap, dan sejelas mungkin. Contoh penerapan fungsi gambar kerja, misalnya jika seorang wirausaha akan membuat produk berupa kopi bubuk pasti Ia akan berkonsultasi dengan ahli di bidang kopi untuk mengetahui bagaimana menghasilkan kopi bubuk yang berkualitas. Dengan demikian, fungsi gambar kerja dalam pembuatan kopi adalah membantu menjelaskan proses dalam pembuatan kopi. Karena pembuatan gambar kejra sudah dilaksanakan dengan matang dan di desain pada awal perencanaan, sehingga gambar kerja tersebut dapat memberikan analisa tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dalam proses pembuatan kopi dan halhal yang harus dilakukan sebelum produk tersebut dipasarkan. D. Langkah-Langkah Pembuatan Gambar Kerja Salah satu langkah penting dalam proses pembuatan prototipe adalah pembuatan gambar kerja. Gambar kerja yang telah dibuat akan menjadi acuan atau patokan visual dalam pembuatan prototipe. Proses pembuatan gambar kerja merupakan suatu kegiatan yang penuh dengan kreativitas. Dalam proses pembuatan gambar kerja, bentuk gambar kerja yang dibuat tergantung dari ide yang dimiliki. Selain itu untuk gambar kerja yang dibuat harus juga disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Usahakan agar bahan yang digunakan membuat gambar kerja adalah bahan yang paling murah, karena yang terpenting dalam proses pembuatan gambar kerja adalah gambar kerja yang telah dibuat dapat menjadi prototipe yang efektif. Ide atau gagasan yang seorang wirausahawan ptototipe dapat dituangkan ke dalam bentuk gambar atau diagram proses. Kemudian dianalisis untuk menentukan bahan dan komponen serta cara pembuatan dari prototipe tersebut. Proses dapat berlangsung secara terus menerus sehingga diperoleh gambar kerja prototipe yang sempurna. Data dari hasil analisa digunakan untuk memperbaiki gambaran awal prototipe pada gambar kerja, yang memuat keterangan-keterangan dengan detail. Dalam pembuatan gambar kerja, pembuat gambar kerja dibantu oleh drafter atua orang yang memberikan keterangan-keterangan yang ringkas tetapi sesuai dengan maksud dan tujuan dari pembuat gambar kerja tersebut. Selain juru gambar, seorang perancang pun membutuhkan operator membuat benda nyata dari gambar kerja yang telah dibuat. Seorang operator harus memiliki kemampuan berbagai macam mesin, apilkasi maupun alat elektronik. Selain itu, ia juga harus memahami standarisasi yang ditetapkan perusahaan maupun standarisasi nasional dan internasional. Dalam berwirausaha pembuatan gambar kerja yang menggambarkan produk dengan tepat sangatlah penting dan dalam pembuatannya harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut. Keamanan produk. Kenyamadan dan keindahan produk. Mudah dan praktis dalam penggunaannya. Bahan baku. Model atau bentuk yang sesuai dengan perkembangan zaman. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan gambar kerja menjadi produk nyata, di antaranya sebagai berikut. Mencari ide produk atau gagasan produk yang sesuai dengan pasar. Menetapkan ide atau gagasan ke dalam gambar kerja. Membuat gambar kerja produk. Membuat prototipe produk. Menganalisanya mengenai ptototipe produk yang telah dibuat. Evaluasi dan perbaiki jika ada kekurangan. Selain itu, terdapat beberapa kriteria dari sebuah gambar kerja sebagai acuan pembuatan prototipe. Kriteria dan syarat gambar kerja dalam pembuatan prototipe, di antaranya sebagai berikut. Gambar kerja prototipe alangkah baiknya dibuat dengan cepat dan murah. Karena biaya yang besar harus dikonsentrasikan pada aspek eksplorasi atau pengembangan konsep pembuatan prototipe. Gambar kerja dapat dibuang, jadi jangan membuat gambar kerja dari bahan yang tidak dapat dibuang. Beberapa bahan yang dapat digunakan, seperti tanah liat, karton, dan lain sebagainya. Gambar kerja dibuat dengan resolusi rendah, karenn, dan gambar kerja merupakan rancangan sederhana dari sebuah prototipe. Gambar kerja prototipe bersifat ambigu, artinya gambar kerja tersebut dapat diinterpretasikan dari segala sisi olah siapapun yang melihatnya. Sehingga memiliki sifat terbuka untuk dikritisi dan disempurnakan kembali. E. Teknologi dan Aplikasi yang Dapat Digunakan dalam Membuat Gambar Kerja Proses pembuatan gambar kerja prototipe melibatkan berbagai teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan dari awal proses pembuatan sampai akhir proses pembuatannya. Teknologi ataupun aplikasi yang dipilih harus benarbenar memiliki kemampuan atau fitur untuk membuat gambar kerja yang detail dan jelas. Beberapa teknologi dan apilasi yang dapat digunakan, di antaranya adalah sebagai berikut. Aplikasi "GauGAN" yang berbasis kecerdasan buatan AI Sketchup 3dmax 3D Slash Clara. IO Canva Adobe Photoshop Belnder dan lain sebagainya Selain aplikasi digital, ada beberapa cara untuk membuat gambar kerja secara manual. Adapun alat dan bahan yang dapat digunakan, adalah sebagai berikut. Pensil gambar Pulpen dan kertas Penggaris Meja gambar Jangka Di bawah ini beberapa contoh gambar kerja prototipe. Gambar Contoh Gambar Kerja untuk Produk Makanan Gambar Contoh Gambar Kerja untuk Produk Fashion E. Augmented Reality Apakah Anda pernah mendengar mengenai Augented Reality AR? Augmented Reality Augmented Reality AR dan kebalikan Virtual Reality VR. Konsep AR adalah memunculkan objek maya ke dalam dunia nyata, sedangkan VR adalah memunculkan objek nyata ke dalam dunia maya. Saat ini, sebenarnya semua orang mungkin sudah pernah menggunakan teknologi AR. Teknologi AR dikenalkan pertama kali kepada masyarakat, yaitu melalui permainan yang bernama Pokemon Go. Di dalm permainan Pokemon Go pemain dipaksa bergerak untuk menangkap Pokemon. Untuk melacak gerakan pemain, Pokemon Go menggunakan GPS dan teknologi AR digunakan untuk memunculkan pokemon pada layar kamera smartphone yang digunakan pemain Penggunaan teknologi AR pun sekarang sudah merambah ke dunia bisnis, di mana sekarang ini banyak perusahaan yang memanfaatkan teknologi AR dalam proses pembuatan prototipe dan dalam proses promosi. Dalam proses pembuatan prototipe, pelaku usaha dapat membuat gambar kerja yang menggunakan AR sebelum diwujudkan menjadi benda nyata. Dengan menggunakan teknologi AR setiap anggota dapat dengan jelas bentuk prototipe yang akan dibuat dan dapat melakukan perbaikan dengan segera. Selain itu, proses pembuatan prototipe pun menjadi lebih efesien. Metode yang dikembangkan pada Augmented Reality saat ini terbagi menjadi dua metode, yaitu Marker Based Tracking dan Markless Augmented Reality. 1. Marker Augmented Reality Marker Based Tracking Marker ini biasanya merupakan ilustrasi hitam dan putih persegi dengan batas hitam tebal dan latar belakang putih menyerupai barcode. Komputer akan mengenali posisi dan orientasi marker dan menciptakan dunia virtual 3D, yaitu titik 0,0,0 dan tiga sumbu yaitu X, Y, dan Z. Marker Based Tracking ini sudah lama dikembangkan sejak 1980-an dan pada awal 1990-an mulai dikembangkan untuk penggunaan Augmented Reality. 2. Markerless Augmented Reality Salah satu metode Augmented Reality yang saat ini sedang berkembang adalah metode “Markerless Augmented Reality”, dengan metode ini pengguna tidak perlu lagi menggunakan sebuah marker untuk menampilkan elemen-elemen digital, dengan tool yang disediakan Qualcomm untuk pengembangan Augmented Reality berbasis mobile device, mempermudah pengembang untuk membuat aplikasi yang markerless, Qualcomm, 2012. Kedua teknik augmented reality tersebut saat ini dikembangkan oleh dua perusahaan, yaitu Total Immersion dan Qualcomm, beberapa teknologi andalan yang mereka buat, di antaranya, Face Tracking, 3D Object Tracking, dan Motion Tracking. Selain itu, AR pun dapat dalam membuat gambar kerja. Dengan AR, gambar kerja yang dibuat menjadi lebih nyata dan kita dapat berintraksi dengan gambar kerja tersebut, sehingga mudah untuk dipahami. F. RANGKUMAN Gambar kerja adalah sebuah gambar yang digunakan sebagai acuan atau patokan untuk merealisasikan antara ide ke dalam wujud fisik sebuah benda. Gambar kerja adalah komunikasi utama wirausahawan sebagai pemilik ide atau gagasan dengan orang atau tim yang dapat mewujudkan ide atau gagasan tersebut ke dalam sebuah desain prorotipe atau produk. Gambar kerja dapat terdiri dari berbagai unsur yang memuat informasi mengenai bentuk, bahan-bahan, dan warna. Gambar kerja bisa berupa lembar kerja, diagram alir, cara kerja, dan lain sebagainya. Gambar kerja yang baik adalah gambar yang mudah dipahami sehingga siapapun yang menggunakan gambar kerja tersebut dapat membuat desain prototipe atau produk dengan sama persis. Gambar kerja berbeda degan desain produk, perbedaanya yaitu jika desain produk berupa proses perancangan sebuah produk yang akan dibuatkan prototipenya terlebih dahulu sedangkan gambar kerja merupakan penyempurnaan dari gambar desain yang akan dibuat. Karena gambar kerja biasanya memberikan informasi yang lebih detail dibandingkan desain produk yang biasanya hanya bentuk sketsa saja. Gambar kerja dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu gambar dua dimensi dan gambar tiga dimensi. Tujuan dari gambar kerja prototipe atau produk yang lain, yaitu, sebagai standar desain produk dalam proses produksi yang disepakati dan agar tujuan dapat di capai, mempopulerkan gambar, menyederhanakan desain prototipe yang telah dibuat, memperjelas desain produk yang telah dibuat untuk menghindari kesalahan pengerjaan. Fungsi gambar kerja adalah sebuah alat untuk menyatakan maksud atau pemikiran dari seseorang dan sumber informasi yang mampu menghubungkan perancang dengan orang yang mempergunakannya. Langkah-langkah pembuatan gambar kerja, yaitu, menentukan ide atau gagasan, membuat gambar kerja produk, gambar kerja diwujudkan menjadi prototipe, menganalisis, dan mengevaluasi prototipe. Kriteria dan syarat gambar kerja dalam pembuatan prototipe, di antaranya pembuatan gambar kerja harus cepat dan murah, dapat dibuang, dibuat dengan resolusi rendah, dan bersifat ambigu. Beberapa teknologi dan apilasi yang dapat digunakan, di antaranya, sketchup, 3dmax, 3D Slash, dan lain sebagainya. Pembuatan gambar kerja dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi digital maupun menggunakan cara manual. Beberapa alat yang dapat digunakan, di antaranya, pengaris, pensil, kertas, jangla, dan meja gambar. Itu saja materi Produk kreatif dan kewirausahaan menganalisis lembar kerja gambar kerja untuk pembuatan prototype produk barang/jasa ini. Semoga bermanfaat.
Shop drawing atau gambar kerja adalah acuan yang dapat membantu pekerjaan proyek dengan merealisasikan ide kedalam sebuah gambar. Shop drawing juga dibagi menjadi beberapa bagian menurut jenis proyek yang sedang dikerjakan. Jika gambar kerja untuk proyek pembangunan rumah maka ada pembagian yang mendetail dalam setiap bagiannya seperti gambar site plan, denah, sisi arah rumah, detail lantai, kusen, jendela dan lainnya. Sedangkan untuk gambar kerja proyek pembangunan jembatan, stadion, kilang minyak dibutuhkan gambar yang lebih mendetail seperti general drawing, layout, assembly drawing, drawing tiap item dan lainnya. Daftar isi1 Mengapa Penting Adanya Gambar Kerja ?2 Cara Membaca Gambar Kerja3 Jenis-Jenis Gambar A. B. Fabrikasi Mengapa Penting Adanya Gambar Kerja ? Dalam sebuah proyek perencanaan adalah hal yang krusial, karena menentukan keberhasilan proyek tersebut. Dengan menggunakan gambar kerja, kita bisa melihat, menganalisa, merevisi dan mengkonsep sebuah proyek yang dituangkan dalam sebuah gambar. Gambar kerja yang baik adalah gambar yang sesuai dengan realita dilapangan. Tidak hanya mengandalkan imajinasi, tetapi sesuai dengan lahan, material dan kondisi dilapangan. Dalam proyek yang benar, drafter atau juru gambar tidak boleh merubah apapun isi dari gambar tersebut walaupun adanya sedikit kesalahan. Untuk merubah isi dari gambar tersebut seperti material, ukuran, catatan penting dan apapun itu harus mendapat persetujuan arsitek atau engineer yang dikoordinasikan dengan klien jika itu bersifat penting. Untuk mengetahui apa saja jenis gambar kerja, saya akan membagi kedalam dua contoh yaitu gambar kerja untuk membangun rumah dan gambar kerja untuk fabrikasi modul kilang minyak. Cara Membaca Gambar Kerja Beberapa orang juga menyebut gambar kerja adalah gambar teknik. Hanya saja gambar teknik lebih fokus untuk menjelaskan dari sisi teknik seperti mesin, listrik dan lainnya. Tetapi untuk cara membacanya hampir sama yaitu menggunakan perspektif. Gambar kerja kebanyakan ditampilkan 2 dimensi dan umumnya ditampilkan dari atas atau plan view. Di plan view ini akan menampilkan informasi tentang panjang dan lebar bangunan tersebut dan beberapa juga ditampilkan lokasi detail letak bangunan tersebut yang biasa disebut layout drawing atau site plan. Biasanya drafter menampilkan sisi bangunan yang dibutuhkan untuk diperlihatkan seperti tampak depan, samping dan belakang. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tanda section atau potongan dari gambar tampak atas atau plan view. Berikut dasar-dasar dalam membaca gambar kerja Perspektif Dengan tampilan gambar kerja 2D kita harus bisa menggunakan imajinasi kita sehingga tampak 3D dalam pikiran kita. Perspektif adalah kata lain dari sudut pandang. Sudut penting ini penting, agar kita bisa mengetahui informasi penting seperti potongan, tempat las, lubang dan lainnya. Line/Garis Line atau garis ini juga membantu kita mengetahui bahwa objek tersebut seperti transparan dan kita bisa melihat apakah ada keterkaitan dengan objek lain atau tidak. Beberapa jenis line dalam gambar teknik yang biasa digunakan dalam proyek fabrikasi adalah. a. Center line Center line adalah garis tengah yang berfungsi untuk menghubungkan antar bagian. Contohnya untuk menghubungkan pipa dengan pipa, dimensi center line yang digunakan sebagai acuannya. b. Hidden Line Hidden line adalah garis putus-putus yang berfungsi untuk menginformasikan secara tembus pandang tentang bentuk sebuah objek atau menandai ada objek lain dibelakang objek itu sendiri. c. Phantom Line Phantom line adalah garis pendukung yang digunakan untuk sebagai referensi objek lain selain objek utama. Phantom line sering didapati di gambar kerja yang terdapat koneksi yang terhubung ke objek utama. Dimensi Biasanya dimensi yang dipakai dalam milimeter mm untuk membuat objek lebih presisi. Dengan adanya dimensi ini kita bisa menganalisa secara realistis bahwa objek bangunan yang akan kita fabrikasi atau dibuat sesuai dengan gambar atau tidak. Potongan Potongan atau dalam bahasa drawing disebut section berfungsi untuk mendetailkan bagian-bagian yang perlu kita ketahui ukurannya. Misalkan kita melihat secara plan view atau dari atas, kita butuh potongan dari samping untuk bisa melihat ukuran dinding, letak pintu, kusen atau jendela yang tidak bisa dilihat dari plan view atau tampilan atas. Setelah mengetahui cara-cara untuk membaca gambar kerja diatas, tentunya kita harus mengetahui jenis gambar kerja apa saja yang biasa dipakai untuk sebuah proyek. Jenis-Jenis Gambar Kerja Tentunya setiap proyek memiliki standart drawing yang berbeda-beda. Misalkan dalam proyek perumahan tidak diperlukan assembly drawing, tetapi untuk proses fabrikasi seperti modul topside pada kilang minyak tentunya membutuhkan assembly drawing yang kemudian nanti dirangkai menjadi satu bagian utuh. A. Arsitektur Dalam dunia arsitek gambar kerja memberikan peranan penting untuk membantu kontraktor menciptakan wujud fisik dengan panduan dokumen gambar. Dokumen gambar ini juga biasanya digunakan dalam pengurusan IMB yang harus disertakan. berikut adalah bagian-bagian dari gambar kerja dari arsitektur. Block Plan Block plan merupakan gambar dua dimensi untuk menunjukkan lokasi kavling tanah yang akan dibangun. Block plan menampilkan view dari atas, dengan menampilkan rencana pembangunan jalan, fasilitas umum dan sosial, dan utilitas air besih dan kotor. Site Plan Site plan pada gambar kerja menginformasikan tata letak elemen desain. Dengan adanya site plan, kita dapat mengetahui akses untuk menuju lokasi tersebut. Denah Denah menggambarkan letak dari masing-masing ruang berdasarkan luas tanah dan bangunan dengan tampilan atas yang memperlihatkan lantai bangunan. Denah adalah gambar kerja yang menjadi acuan penting dalam pembuatan bangunan. Karena dalam denah dijelaskan secara detail ukuran ruang, nama ruang, ketinggian baik dalam skala. Ditampilkan dengan ilustrasi furniture yang nanti bisa di detailkan dengan memberikan section atau garis potongan agar bisa dilihat dari sisi samping. Potongan/Section Potongan atau section pada gambar suatu bangunan menjelaskan sisi samping bagian bangunan tersebut. Tergantung sisi bagian mana yang ingin ditampilkan dengan memberikan garis panah pada gambar denah. Fungsi potongan atau section pada gambar menginformasikan ketinggian bangunan dan detail bangunan seperti jendela, kusen, pintu dan juga material lainnya. Gambar Kerja Tampak Fisik Gambar kerja ini mengilustrasikan wujud fisik tampak dari depan dalam dua dimensi. Memberikan gambaran ringkas bangunan ketika jadi dari tampak depan. Gambar Detail Fungsi dari gambar detail adalah menginformasikan secara detail baik ketinggian, lokasi, ukuran dan jenis material yang ingin diketahui. Misalkan gambar detail seperti pintu, tangga, jendela, kusen, kuda-kuda, struktur pondasi dan lainnya. Gambar Kerja Perspektif Gambar perspektif menampilkan 3 sisi bangunan sekaligus dalam gambar. Biasanya gambar ini digunakan dalam cover atau sebagai gambaran sekilas tentang bangunan yang akan dibuat. Gambar perspektif biasanya menampilkan sisi depan, samping kiri dan kanan dengan tanpa adanya dimensi. Untuk mendapatkan gambar kerja perspektif dibutuhkan software 3D khusus seperti sketchup dan lainnya. B. Fabrikasi Dalam membuat sebuah struktur bangunan yang besar tentunya dibutuhkan desain umum dan khusus berupa gambar kerja yang dibuat acuan dalam fabrikasi. Karena kebanyakan material custom atau dibuat sendiri berdasarkan kebutuhan, maka dibutuhkan drawing-drawing seperti assembly dan lainnya. Berikut lebih jelasnya. General Arrangement Drawing Gambar ini digunakan sebagai referensi untuk pembangunan di yard. Informasi-informasi yang dicantumkan seperti berikut a. Penomoran Part / Assemblyb. Posisi dan Elevasi Partc. Detail dan simbol las untuk koneksi di lapangand. Dimensi pemasangan yang dibutuhkan untuk instalasi di lapangane. Key plan modelf. Dan lainnya. Assembly Drawing Gambar ini menyajikan tampilan dan informasi untuk sebuah part sebagai bagian utama dan beberapa part tambahan, yang dirakut menjadi satu kesatuan assembly. Berisi informasi yang berkaitan dengan proses perakitan assembly seperti a. Dimensi pemasanganb. Simbol lasc. Daftar materiald. Posisi Assemblye. Dan lainnya Cutsheet Drawing Gambar ini menyajikan tampilan dan informasi untuk setiap part per satuannya dan digunakan sebagai referensi pemotongan material di cutting shop. Cutsheet drawing bisa berupa plat atau shape beam, column, angle, hollow dan lainnya. Dari gambar-gambar diatas akan digunakan sebagaimana mestinya oleh mereka yang bekerja di workshop masing-masing. Contohnya, cutsheet digunakan dicutting shop yang nantinya dikirim ke assembly shop jika diperlukan untuk dirangkai. Dan bagian-bagian yang sudah ter-assembly juga dikirim ke erection shop untuk disatukan berdasarkan susunan dari layout drawing atau general arrangement drawing. Dalam fabrikasi bisa dalam skala besar atau kecil. Jika dalam skala besar seperti pembangunan stadion, jembatan atau modul kilang minyak maka seluruh drawing tersebut bisa digunakan. Tetapi untuk fabrikasi skala kecil seperti pembuatan jig atau mesin otomasi kecil, maka cukup cutsheet drawing dan assembly dirasa cukup untuk proses fabrikasi.
pembuatan gambar kerja dilakukan pada saat