7 Karena Quds dan terutama Al-Aqsa merupakan kota suci dan kiblat pertama, umat Islam berkewajiban menentang penjajahan tanah Palestina. 8. Sebagai bagian dari umat pengikut Pemimpin sentral dan tunggal umat Islam, seruan Imam Khamenei untuk menghidupkan Hari Internasional Quds adalah kewajiban keagamaan. Bagaimanacerita dan makna dalam bait bait kumpulan puisi Palestina untuk perjuangan rakyat di bumi Palestina yang dipublikasikan puisi dan kata bijak. Untuk lebih jelasnya silahkan di disimak saja kumpulan puisi untuk palestina dibawah ini, diawali dari puisi Palestina berjuanglah, berikut ini. PUISI PALESTINA :BERJUANGLAH Oleh: siamir marulafau. Hanya bulan sabit yang tak senyum f7NNRt. Baca Juga Rektor UIBA Palembang Tarech Rasyid Isbedy Memaknai Kepulangan Buku Ketika Aku Pulang Karya Isbedy Stiawan Masuk UIBA Palembang Esok Malam, Puisi Minyak Goreng Diluncurkan PUISI akan selalu "berpihak", sekecil apa pun. Keberpihakan karya puisi juga kesenian umumnya tentu pada kemanusian dan keadilan. Itulah napas keberpihakan seniman Lampung menyikapi nasib Palestina yang bebeberapa hari terakhir dibombardir serdadu Israel. Bahkan saat menjelang Idul Fitri 1442 H. Kepedulian seniman Lampung yang diprakarsai Lamban Sastra Isbedy Stiawan ZS bekerja sama dengan Pondok Santap Taman Untung, tadi malam 22/5/2021 menghadirkan Syaiful Irba Tanpaka, Agusri Junaidi, Erika Novalia Sani, Muhammad Alfariezie, Sekretaris Dewan Masjid Indonesia Lampung H. Imam Asyrofi, Isbedy Stiawan ZS, Fitri Angraini dosen UIN Radin Intan, Fajrun Najah Ahmad, Yurie Arsyad Temenggung, dan Muchlas E Bastari. Para seniman, aktifis, dan politisi Lampung itu sepakat mendukung Palestina dan mendoakan agar perang di Jalur Gaza segera dihentikan. Mereka mengutuk Israel yang dinilai brutal dan dzalim terhadap rakyat Palestina. "Kita dukung Palestina agar merdeka karena sesuai dengan amanat UUD 1945 bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," ujar Erika Novalia Sani, direktur Lamban Sastra pada testimoni sebelum membaca puisi "Palestina Kita Berpelukan" karya Isbedy Stiawan ZS. Sementara Fajar, panggilan akrab Fajrun Najah Ahmad, bercerita pengalamannya langsung ke Yerussalem pada 2018. Ia menjelaskan nasib rakyat Palestina benar-benar memprihatinkan. "Anak-anak Palestina untuk menjual hasil kerajinannnya harus hati-hati karena jika ketahuan tentara Israel akan ditangkap dan barang jualannya dirampas," cerita Fajar. Isbedy juga menguatkan dukungan Indonesia sudah dinyatakan Soekarno, bapak pendiri dan proklamator pada 1960. "Jadi jelas sekali NKRI mendukung kemerdekaan Palestina. Dengan demikin, kita mengutuk zionis Israel," tandas pengampu Lamban Sastra itu. Penyair berjuluk Paus Sastra Lampung duet dengan istrinya, Fitri Angraini, membacakan puisi "Burung Burung dari Surga". Lalu penyair Agusri Junaidi membacakan puisi tentang Palestina dari buku puisinya "Wajah Musim". Syaiful Irba Tanpaka membacakan puisi "Doa Serdadu Sebelum Perang", Muhammad Alfariezie membacakan puisi "Bagaimana Mungkin Aku Melupakanmu" karya Taufiq Ismail, dan Yurie Arsyad membacakan puisi terjemahan karya penyair Rusia. Berikut puisi Isbedy Stiawan ZS, yang diakuinya terinspirasi dari berita di youtube ihwal kawanan burung di langit Yerussalem dan seekor burung tengah mencabik-cabik bendera Isrel Isbedy Stiawan ZS BURUNG-BURUNG SURGA lalu burung-burung surga memasuki kota itu dan mengoyak bendera dengan paruhnya sebagai pertanda apakah kau bisa berpikir jika punya akal? tapi, Allah telah menetapkan pada bani israel sebagai orangorang yang mesti meninggalkan rumah lalu pulang menjarah dan menjajah seperti dinubuat, mereka usir para nabi setiap kitab yang datang padanya selalu diingkari demi menegakkan ajaran dan ujaran dari nenekmoyang ihwal sapi yang mesti dikurbankan soal Musa, Yakub, ataupun Isa yang ditolak risalahnya di tanah Al-Quds ini, bahkan Yesus disalib untuk menebus dosa seluruh umat kenapa Kau tak berpikir jika Allah memberi akal? * inilah Al-Quds, sebuah negeri yang telah disucikan selain Mekah tanah yang pernah disinggahi Muhammad saat hijrah, sebelum ke muntaha jejak-jejak para nabi di sini membekas sebagai sejarah kelam manusia sebab selalu ingkar dan suka menumpahkan darah ingatlah, bagaimana Musa diburu ingin dibunuh; Allah menyelamatkan tongkat Musa membagi dua lautan Yesus disalib lalu diarak ke Golgota “Eli Eli, lama Isa agani?” lalu makin lengkap habis marwah Bani Israel; diusir dari negeri sendiri tiada lagi tanah kelahiran; menjadi ahasveros tak mengenal jalan ke rumah apakah Kau tak berpikir jika punya akal? sampai mereka temukan peta itu kampung di mana dulu nenek moyangnya menetap sebagai bangsa pembangkang dan selalu membuat kerusuhan berulang-{ulang Palestina jadi sasaran sebagai negeri yang mesti direbut untuk meluaskan kekuasaan berulangulang Al-Aqsa ingin dihancurkan demi menghapus sejarah masa lampau tapi apakah mereka tak berpikir Allah semakin menghidupkan cahaya itu? lihatlah burung-burung surga dikirim lalu mencabik bendera hingga tidak bertanda; seperti itu wajah israel di mata Allah di hati bangsa-bangsa yang mengerti makna kemanusiaan 2021 Baca Juga Rektor UIBA Palembang Tarech Rasyid Isbedy Memaknai Kepulangan Buku Ketika Aku Pulang Karya Isbedy Stiawan Masuk UIBA Palembang Esok Malam, Puisi Minyak Goreng Diluncurkan Isbedy Stiawan ZS puisi Herman Batin

puisi untuk palestina al aqsa